Sudah 2 hari ini orang tua dan adikku menginap ditempatku. Pagi itu aku merasa sangat senang karena setelah 4 tahun yang lalu akhirnya orang tuaku bisa mengunjungi kami hari ini. Jarak yang cukup jauh dan biaya yang tidak sedikit membuat kami jarang bertemu.
Setelah menunggu sebentar akhirnya kereta ekonomi jurusan surabaya-jakarta tiba juga distasiun jatinegara. Segera kulepaskan pandangan mata mencari pria tubuh tinggi tegap dan perempuan cantik yang masih terbayang dibenakku. Ya itulah gambaran ayah dan ibu dibenakku. Akhirnya kutemukan juga rombongan kecil itu. Beberapa kali memang bapak dan ibu mengunjungi kami. Terakhir 4 tahun lalu bersama rombongan besar keluarga dari kampung. Kali ini yang datang adalah Bapak,Ibu,adikku yang paling bungsu dan adikku yang di surabaya. mereka ke jakarta sebenarnya tidak sengaja,kebetulan ada acara wisuda adik kami yang dimalang aja akhirnya orang tuaku menyempatkan diri mampir di tempat kami.
Yang Paling membuatku kaget adalah kondisi emak (panggilanku ke Ibu) yang semakin menurun. Kulihat tubuhnya makin kurus dan jalannya pun sudah agak diseret. Tidak kusangka penyakitnya begitu cepat menggerogoti tubuhnya sehingga menjadi seperti ini. Tak kuasa kebendung air mata ini melihat kondisi emak. Seandainya ku tahu kondisinya seperti ini tidak akan kubiarkan dia melakukan perjalanan sejauh ini,biar saja nanti kami yang akan mengunjunginya. Penyakitnya memang sudah lama diidap emak, diabetes melitus orang biasa menyebutnya. Penyakit yang sering kudengar namun tidak pernah kusaksikan langsung akibatnya. Kini aku menyaksikan langsung orang tuaku berjuang melawan penyakit ini.
Beberapa waktu lalu memang kudengar emak tidak bisa jalan,aku langsung menelponnya dan memastikan keadaannya. Dari jawaban-jawabannya memang terdengar begitu pasrah dan tegar. Kucoba untuk menguatkan hati dan menanyakan ke kakakku yang berprofesi sebagai dokter. Jawaban pasti tidak aku dapatkan,dia juga sepertinya sudah pasrah. Dia hanya berpesan untuk lebih sering menelepon emak untuk membantu secara psikologis. selain itu?ya dengan obat dan doa..deg!hati ini semakin merasa bersalah.
Waktu itu semakin sedikit...
Semalam sepulang kerja dan setelah makan malam (mereka rela menungguku pulang kantor demi bisa melaksanakan kebiasaan kami makan bersama lesehan),satu lagi perisitiwa yang membuatku makin merasa bersalah,begitu setianya mereka menungguku pulang kerja yang keseringan tiba dirumah diatas jam 8 malam. Ya Allah..Terima kasih engkau menganugerahkanku keluarga yang begitu sayang padaku.
Sehabis makan malam seperti biasa kami ngobrol,sampai kemudian Bapak bilang "Ayo emak saatnya untuk suntik obatnya dulu..". Saya kaget,loh kok disuntik?suntik apa?
akhirnya kutanya adikku,"emak disuntik apa?,sejak kapan?"
"Disuntik obat diabetes,belakangan ini emak tiap hari harus disuntik."
Degg....dadaku makin berdebar,mataku mulai memerah dan berair. Coba kusembunyikan dengan melihat langit-langit rumah,aku ga mau adikku tau kalau aku sedih..
Ya Allah ternyata begitu banyak yang aku lewatkan. Selama ini aku terlalu asyik untuk mengejar pemenuhan kebutuhan pribadiku dan melupakan orang yang selama ini begitu mencintai dan menyayangiku. Aku sadar, waktuku semakin sempit...
aku harus berlari lebih kencang..
aku harus berjuang lebih keras..
aku harus membuatnya bangga..tanpa harus melewatkan saat-saat indah bersamanya..
Yaa Allah terima kasih Engkau telah mengingatkanku apa yang sebenarnya harus aku raih..Terima Kasih Engkau menyadarkanku untuk lebih memperhatikan orang-orang disekitarku,orang-orang yang begitu menyayangiku dan tiada letih mendoakanku..
Yaa Allah berikanlah aku kekuatan untuk bisa berlari lebih kencang,berpacu bersama waktumu untuk bisa membuatnya bangga..
Yaa Allah sungguh aku ingin membuatnya bangga tanpa harus melewatkan saat-saat indah bersamanya..Mudahkanlah jalannya..sebagaimana Engkau memudahkan jalan orang-orang yang engkau ridhoi...
Amiin...
Lubang buaya, maret 2009
Hadi